Selasa, Maret 16, 2010

Tanah Merah (Lagi)

Awal 2004, kesedihan itu berakhir.
Mendapati tempat di sebuah ruang, berdua.
Terkaget, sebuah percobaan membunuh waktu.
Tak pelak, gelar gila melekat, tapi itu kebahagiaan

Awal 2005, kertas karbon berganti cepat.
Terlupakan tentang tenggat waktu.
Gedung itu mulai bergairah.
Darah muda bergelora cepat.

Awal 2006, tak sempat berjenuh.
Semangat itu makin membara.
Meresap tajam mata keahlian.
Lalu terperangkap dalam lompatan.

Awal 2007, dunia baru menghampiri,
Ikhtiar berujung manis.
Uji coba memang pantas.
Mengenal banyak dunia jalanan.

Awal 2008, rasa itu memuncak dan rindu tanah merah.
Puncaknya berakar pada kota kecil tentram dan eksotik.
Pengalaman itu begitu melompat-lompat.
Hingga tak tau lagi, dimana mendarat.

Awal 2009, rasa itu kembali memuncak.
Puncaknya berakar pada desa kecil yang dilintasi sungai.
Pengalaman itu berdampak hebat.
Terlihat namun tak tampak.

Awal tahun 2010, ingin ke tanah merah.
Sudah kah di tanah merah?

2 komentar:

Erwin Jahja mengatakan...

Ini tentang jalan hidup...atau puitisasi biografi?

ZAMZAMI, SE mengatakan...

Ini soal hidup yang ternyata amat singkat dan pendek dan terlalu sempit....