Selasa, Januari 27, 2009

de ja vu

Senin (26/1) petang, aku pulang dari Kantor Antara, setelah bercengkrama dengan temanku Rian dan bang Ucup (rcti). Tubuhku letih, dan kepalaku penat. Kantor baruku ternyata gajiannya tanggal 27, bukan tanggal 25 seperti di kantor lama ku. Ternyata aku salah menghitung perencanaan. Mungkin itu yang membuatku agak mumet, satu pekan terakhir. Fiuh.......

Setiba di rumah, aku menonton, lalu terlelap di kasur lipat yang terbentang depan televisi. Aku pun terjaga oleh deruman motor bebek temanku. Dia hendak ke Selatpanjang malam itu juga menemani seorang politisi Golkar yang bertarung di pemilu legislatif Provinsi Riau.

Mataku masih setengah watt. Terlintas di benakku, aku tidak ingin liqo. Aku ingin istirahat, sebab begitu capeknya hidupku seharian di hari libur itu. Setan terus menggelayut di pelipisku.

Bagaimana tidak, pagi harinya, setelah salat subuh, aku berolahraga kecil di halaman belakang sembari mendengar radio smart fm atau channel lainnya yang memutar lagu dengan beat tinggi. Sekira jam 7, aku harus ke Bandara SSK Pekanbaru bersama ilham, untuk live reporting HUT Garuda Indonesia ke 60. Lalu ke radio sampai siang. Kemudian HP berdering, aku bertemu dengan temanku di sebuah warnet. Dia minta dibimbing bikin email dan mencari bahan kuliah untuk istrinya di Kabupaten Inhu. Jelang sore aku ke Antara. Begitulah hari Imlek2560 aku lewati.

Amat melelahkan dan menggoda jiwa malasku untuk terus tidur dan tidak ikut liqo. Aku bahkan sudah mendapat alasan untuk menjawab pertanyaan orang-orang kenapa aku tidak ikut liqo. Cuaca gerimis. he.h.eh...

Tapi ternyata ada sesuatu yang bergerak di rongga paling kosong di hatiku. Aku pun bangun ketika azan maghrib menggema. Lalu mandi, salat, memasak nasi, makan malam kemudian berangkat ke rumah ust Sofyan Siraj di Panam.

Menjelang sampai di rumah ust, azan isya menggema, aku pun salat berjamaah di sebuah masjid. Ada yang menarik perhatianku di masjid itu. Ada seorang anak remaja yang kira-kira berumur 13 tahunan salat di sampingku. Bukan hanya wajib, ia juga salat sunnah ba'diah.

Aku mengalami dejavu. Jadi teringat kehidupanku di Darunnajah, pada 10 tahun lalu. Seorang remaja yang aktifitasnya selalu berjamaah, hampir di setiap salat wajib per hari. Dan remaja itu membuatku iri dan bersemangat lagi.

Ya Allah, sungguh aku ingin mengulanginya lagi...