Minggu, April 18, 2010

Kelumit Kisah yang Bergantung pada Janji Allah

Ada seseorang yang menggunakan nama baiknya untuk meminjamkan uang ke seorang sahabat. Uang itu akan digunakan untuk membantu teman lainnya yang sedang butuh sekali. Dan teman itu berjanji akan mengganti uang pada hari yang disepakati, Jumat.


Namun Tuhan berkata lain, saat uang itu masuk ke rekening pada waktu ia harus mengembalikan, ternyata teman itu terlambat 10 menit untuk antre di teller sebuah Bank. Karena teller udah tutup. Sementara untuk ambil tunai atau transfer, ia tak punya Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Padahal uang itu sudah terdebit di rekeningnya, tapi tak bisa dicairkan. Teman itu pun pusing, lalu disarankan untuk pinjam uang orang lain, artinya tetaplah ia berusaha.


Seseorang yang sedang diujung tanduk nama baiknya itu, berusaha memahami situasi temannya. Seseorang itu kembali menggunakan nama baiknya untuk menunda pembayaran utang hingga Senin depan, sekitar 3 hari berikutnya. Dan disetujui, molornya pembayaran. "Jangan meleset lagi ya," demikian kira2 SMS dari si kreditor baik hati itu.

Minggu, seseorang itu kembali menghubungi temannya untuk mengingatkan agar siap2 antre pada Senin pagi hari di Bank. Dan ternyata, Tuhan berkata lain. Orangtuanya kena musibah dan perlu dioperasi. Uang sudah ditarik kembali oleh orang tuanya untuk biaya masuk rumah sakit. Kebetulan orang bank itu adalah tetangga orangtuanya dan dengan mudah uang yang udah ditransfer dapat diambil lagi pada hari yang sama. Pembayaran utang yang tertunda pun buyar.


Nah lo.... Bagaimana dengan nama baiknya? seseorang itu kembali berusaha mengerti situasi temannya yang kena musibah begitu banyak. Tapi meski ini cobaan, tetap saja seseorang itu berpikir tentang nama baiknya. Persoalannya tambah berat karena si kreditor juga sudah menunda pembayaran kewajiban kredit2nya yang jatuh tempo dari leasing2 elektronik akibat penundaan dari hari Jumat itu.


Akhirnya seseorang itu kembali menggunakan nama baiknya (masih punya nama baik juga toh?) untuk meminjam ke kreditor baik hati lainnya. Lalu cairlah uang pinjaman lagi untuk menutup pinjaman dari kreditor pertama. Kepada si kreditor kedua, seseorang yang mengaku punya nama baik itu pun berjanji, pembayaran akan digaransi dengan gaji sendiri yang akan jatuh tempo pada seminggu mendatang. 


Teman yang kena musibah yang wajahnya sudah letih, rambut acak-acakan, akibat putar2 Pekanbaru untuk cari pinjaman, akhirnya tersenyum sumringah. Sementara waktu ia lega. "Sejak ditelpon tadi, dah terasa lapang," katanya tersenyum kecil. Saat ditelpon, ia mengaku masaih mutar-mutar kota untuk mencari pinjaman yang ternyata juga tidak dapat.


*****
Apakah interkoneksi kebaikan itu akan berakhir happy ending, dan sesuai rencana manusia? Hanya Tuhan yang tau akhir dari cerita itu. Tunggu saja 10 hari mendatang.




18 April 2010